PT Pupuk Kujang melakukan uji coba produksi amonia hijau, Selasa (4/2/2025).

Lihat Foto

KNKT) menilai penanganan keselamatan angkutan barang berbahaya masih kurang baik di Indonesia.

Salah satu temuan yang sering terlihat adalah tempat parkir yang sama antara angkutan barang berbahaya dengan kendaraan penumpang. Padahal risiko terjadi kecelakaan karena barang berbahaya yang bocor sangat mungkin terjadi.

Ahmad Wildan, Senior Investigator KNKT pernah menemukan di rest area ada bau amonia yang ternyata bocor dari truknya. Bahayanya lagi, truk tersebut parkir di depan tukang Tahu Sumedang.

Kendaraan angkutan barang di Rest Area Jalan Tol Jakarta - Cikampek, Senin (24/3/2025).KOMPAS.com/FARIDA Kendaraan angkutan barang di Rest Area Jalan Tol Jakarta – Cikampek, Senin (24/3/2025).

“Jadi di Indonesia ini kendaraan pengangkut bahan berbahaya bisa parkir di mana saja. Orang yang bawa bahan flammable (mudah terbakar) parkirnya di depan Tahu Sumedang,” kata Wildan di Jakarta, Kamis (22/5/2025).

Padahal ketika bahan mudah terbakar bertemu oksigen dan panas, tercipta segitiga api. Jadi seperti ada pembiaran, kalau meledak atau sebagainya.

“Kita enggak sampai pikir ke sana. Parkir jejer-jejeran, satu bawa amonia, satu truk asam sulfat, sebelahnya mobil penumpang, kalau mati juga enggak apa-apa namanya takdir,” kata Wildan.

Mirisnya belum ada sistem untuk mencegah hal tersebut terjadi. Bahan berbahaya tidak bisa dekat dengan pengguna jalan lain, untuk antisipasi kejadian yang tidak diinginkan.

Leave A Comment

Recommended Posts

kubet – Agus Gumiwang Minta Mitsubishi Fuso Tambah eCanter

admin

Lihat Foto Mitsubishi Fuso eCanter merupakan satu-satunya truk listrik yang dipamerkan saat GIIAS 2025. Kehadirannya menarik perhatian Menteri Perindustrian Republik Indonesia Agus Gummiwang Kartasasmita saat berkeliling GIIAS 2025, Kamis (24/7/2025). Agus bersama Daisuke Okamoto, President Director PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors […]

Read More