Petugas kepolisian sedang mengevakuasi truk fuso yang mengalami kecelakaan di Gerbang Tol Ciawi 2, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (2/6/2025).

Lihat Foto

Truk kontainer mengalami rem blong dan menabrak pintu tol.

Untungnya, tidak ada korban jiwa pada insiden ini. Namun, kerusakan yang terjadi cukup parah.

Sebelumnya, pernah juga terjadi kecelakaan serupa, tepatnya pada Februari 2025. Tapi, kecelakaan tersebut lebih fatal, karena memakan banyak korban jiwa.

Sebuah truk kontainer dengan nomor polisi F 9718 FE terlibat kecelakaan di Gerbang Tol (GT) Ciawi 2, Kota Bogor, Jawa Barat, pada Senin (2/6/2025) pukul 13.15 WIB.KOMPAS.COM/AFDHALUL IKHSAN Sebuah truk kontainer dengan nomor polisi F 9718 FE terlibat kecelakaan di Gerbang Tol (GT) Ciawi 2, Kota Bogor, Jawa Barat, pada Senin (2/6/2025) pukul 13.15 WIB.

Ketua umum Perkumpulan Keamanan dan Keselamatan Indonesia (Kamselindo) Kyatmaja Lookman, mengatakan, kecelakaan tersebut terjadi karena human error, seperti pada kecelakaan sebelumnya.

“Kalau saya lihat di pemberitaan, pakai transmisi gigi tinggi. Sehingga, tidak ada engine brake,” ujar Kyatmaja, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (3/6/2025).

“Memang kompetensi pengemudi menjadi vital ya kalau mengemudikan di daerah pegunungan berbukit yang jalannya menurun panjang,” kata Kyatmaja.

Foto: Screenshot video pasca kecelakaan truk di Jalan Nasional Asembagus, Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur pada Senin (3/3/2025).Dokumentasi Polres Situbondo Foto: Screenshot video pasca kecelakaan truk di Jalan Nasional Asembagus, Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur pada Senin (3/3/2025).

Dia menambahkan, terkait kompetensi, perlu adanya pembekalan untuk para sopir truk di Indonesia. Sebab, banyak pengemudi tersebut yang otodidak alias belajar sendiri, tidak melalui pelatihan khusus. Bahkan, kebanyakan sopir truk adalah mantan kernet.

“Kita sampai saat ini tidak ada sekolah mengemudi truk,” ujar Kyatmaja.

Kecelakaan truk diduga alami rem blong di GT Ciawi 2Dok. Jasa Marga Kecelakaan truk diduga alami rem blong di GT Ciawi 2

Menurutnya, yang ada saat ini hanya kursus singkat, selama 2-3 harian. Tentunya, hasilnya akan berbeda dengan sekolah pilot yang bisa berbulan-bulan lamanya.

“Sebenarnya, sekolah pengemudi ini bisa bekerjasama dengan perusahaan angkutan untuk tempat magang. Tapi, terkendala biaya,” ujar Kyatmaja.

Kyatmaja menambahkan, jika bisa, dia ingin ada SMK untuk pengemudi truk. Sehingga, ada program yang terstruktur untuk para pengemudi truk dan bisa menghasilkan SDM yang lebih berkualitas.

Leave A Comment

Recommended Posts

kubet – Agus Gumiwang Minta Mitsubishi Fuso Tambah eCanter

admin

Lihat Foto Mitsubishi Fuso eCanter merupakan satu-satunya truk listrik yang dipamerkan saat GIIAS 2025. Kehadirannya menarik perhatian Menteri Perindustrian Republik Indonesia Agus Gummiwang Kartasasmita saat berkeliling GIIAS 2025, Kamis (24/7/2025). Agus bersama Daisuke Okamoto, President Director PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors […]

Read More