Truk impor China hingga saat ini belum kunjung berkesudahan membanjiri Tanah Air. Bahkan setiap bulannya kendaraan niaga asal Negeri Tirai Bambu tersebut seakan mengendap-ngendap berdatangan di pelabuhan Indonesia.
Anggota dan juga pengurus Asosiasi Karoseri Indonesia (Askarindo), Sommy Lumajeng, mengatakan, kendatangan bus impor ini tidak hanya mengganggu bisnis karoseri, namun juga agen pemegang merek (APM) yang sudah ada lebih dahulu di Tanah Air.
“APM dan juga karoseri sering meneriakan masalah ini ke saya. Karena mereka (truk impor China) datangnya gelondongan jadi kerjaannya mereka habis. Yang dimasukin apa, kendaraan Euro 2. Saya punya bukti otentik, tapi saya tahu itu Euro 2,” kata Sommy kepada Kompas.com, Selasa (17/6/2025).
Pria yang tahun lalu menjabat sebagai ketua Askarindo itu mengatakan, dengan kualitas kendaraan yang datang hanya standar Euro 2, tentunya sangat tertinggal jauh dengan standar di Indonesia yang sudah Euro 4.
Meski kendaraan tersebut hanya untuk dipergunakan di area pertambangan, namun kedatangan truk impor China tersebut sangat mengusik bisnis karoseri dan APM.
Maka dari itu Sommy mempertanyakan tentang aturan mengenai truk impor China tersebut seperti apa. Sebab secara kualitas sangat ketinggalan jauh dengan yang ada di Indonesia.
Truk impor China“Tiap bulan datangnya ke Tanjung Priok gelondongan begini. Tidak ada karoserinya lagi karena sudah jadi. Kita (Karoseri dan APM) mau marah-marah lagi, tapi capek tidak di dengarkan terus,” katanya.
Menurut Sommy daripada mendatangkan kendaraan yang kualitasnya tidak jauh lebih baik dari buatan karoseri di Indonesia, sebaiknya sekalian pindahkan saja pabriknya ke sini. Namun banyak kepentingan dari berbagai pihak sehingga sulit untuk mendatangkan pabrik ke Tanah Air.
“Kalau tujuannya mau datangkan investor datengin pabriknya, susahnya dimana?,” kata Sommy.
