
Kecelakaan truk dapat disebabkan oleh masalah teknis atau kelalaian pengemudi.
Selain akibat salah mengoperasikan kendaraan, hal ini juga bisa disebabkan oleh sopir yang kelelahan.
Thomas Aquino Wijanarka, Learning Center & Transformation Division PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI), menjelaskan bahwa kelelahan yang dialami sopir truk bisa diatasi dengan istirahat.

Namun, kondisi di jalanan seringkali menyulitkan untuk mewujudkan hal tersebut.
“Untuk cegah kelelahan, kita harus cukup tidur. Tidur yang cukup itu empat jam sampai tujuh jam sebelum aktivitas,” kata Thomas di Bekasi, Rabu (2/7/2025).
Namun, Thomas melihat masalah yang dihadapi sopir truk di Indonesia, yakni jam kerja yang tidak jelas.
Hal ini membuat sopir tidak bisa menentukan kapan waktu untuk istirahat dan mengemudi.
“Sopir memang kerjanya enggak sampai tujuh jam. Tapi yang menjadi masalah adalah menunggu muatan. Ketika menunggu, dia tidur bisa disalip truk orang. Akhirnya, dia menunggu dari pagi sampai sore, baru muat malam,” kata Thomas.
Jika kondisinya seperti itu, sopir kadang dituntut untuk cepat mengirimkan barang ke tujuan.
Selain itu, sopir juga dibatasi dengan adanya jam operasional.
“Itu yang jadi masalah saat ini. Jadi, dia (sopir) tidak sempat istirahat,” kata Thomas.