
Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, insentif bagi kendaraan niaga hingga saat ini masih terus disiapkan oleh Pemerintah Indonesia.
Insentif ini berfokus pada truk dan bus yang punya konsep ramah lingkungan. Sehingga insentif tersebut hanya di berikan pada kendaraan niaga yang punya skema green mobility dan target net zero emission (NZE).
“Kita terus-menerus menyiapkan beberapa skema insentif seperti yang tadi saya sampaikan bahwa tantangannya adalah untuk bagaimana para produsen-produsen otomotif, termasuk mereka yang produksi kendaraan niaga, truk dan bus, itu bisa lebih cepat merealisasikan produk-produknya, mendekati apa yang menjadi konsep kita sebagai konsep green mobility,” kata Agus di pabrik Daimler di Cikarang, Selasa (10/6/2025).
Agus menjelaskan, pemberian insentif tersebut berdasarka sejauh mana teknologi pada kendaraan tersebut punya dampak yang ramah lingkungan.
“Dasarnya adalah ramah lingkungan, green mobility, dan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN),” katanya.
Agus juga mengatakan, enam tahun yang lalu dirinya telah menyampaikan bahwa membuka berbagai jenis teknologi otomotif. Hanya saja teknologi tersebut harus bisa ramah lingkungan.

Kemudian telah ditetapkan pula NZE pada sektor manufaktur jadi 10 tahun lebih cepat dari target Nasional. Sehingga yang tadinya targetnya pada 2060, kini dimajukan ke 2050.
Namun saat ditanya apakan skema insentif kendaraan niaga akan sama seperti mobil penumpang, Agus mengatakan hal itu masih jadi pembahan
“Belum tahu, tapi apa pun yang menuju green mobility akan kita kasih belanja,” kata Agus.